Welcome

Welcome to Neyoutha For Order and Further Information, Please SMS to 08174921002

Sunday, December 13, 2015

Jakarta Cirebon Jakarta, 12 hour Trip

Perjalanan hari ini  benar-benar di luar schedule. Walaupun memang sudah terjadwal dari beberapa bulan yang lalu. Kalau rencana awal berangkat bersama keluarga besar untuk menghadiri pernikahan salah satu keponakan cantikku, karena Mas Abi masih harus ujian jadilah sempat memutuskan untuk tidak jadi pergi.






Namun, hari ini Mas Abi pulang agak awal dan alhamdulillah pada detik terakhir bisa dapat supir dengan syarat cuma untuk hari ini saja. Merasa beruntung memiliki tetangga yang berusaha di bidang rental mobil tapi bisa di pinjam supirnya saja. Terimakasih Ibu Netty.

Berangkat jam 11.00 dengan cuaca mendung, belum sampai gerbang kompleks hujan turun dengan derasnya. Pandangan mata pun hanya beberapa meter saja. Dalam hati berdo'a semoga dimudahkan dan dilancarkan perjalanan hari ini. Walaupun perjalanan kali ini adalah perjalanan tanpa foto, karena memang tidak membawa kamera, powerbank, hanya sebuah smartphone yang   digunakan untuk kepentingan darurat. Satu-satunya gambar yang didapat adalah foto bersama pengantin cantik yang kebetulan belum sempat membersihkan riasan.


Tol Cipali, memasuki jalan yang belum belum genap setahun difungsikan belum sempurna memang. Mengingat masih sangat sedikit sekali pembatas jalan dan kondisi jalanan yang sebagian belum di aspal, namun dengan berhati-hati saat berkendara Insyaallah bisa sampai tujuan dengan selamat. Rest area juga sudah terlihat di beberapa tempat dengan marka yang menganjurkan untuk beristirahat jika kondisi lelah dan mengantuk buat saya sudah cukup membantu.

Kalau terakhir perjalanan dari Cirebon ke Jakarta sempat membuat trauma, karena sepanjang jalan Mas Abi muntah-muntah dan setiap menitnya bertanya kapan sampai. Tapi kali ini kami semua begitu menikmati, kehadiran Tol Cipali ini benar-benar mempersingkat waktu. Meskipun pada akhirnya tidak sempat pergi ke gedung tempat resepsi, pertemuan dengan beberapa anggota keluarga sangat mengobati kerinduan dan tersenyum mengingat kenangan manis kebersamaan kami dahulu.

Selepas shalat maghrib, saatnya berpamitan dan bersiap kembali menjalani rutinitas harian esok. Lelah membuat kami terlelap tidur di perjalanan, terkecuali supir. Terimakasih, sudah mengantarkan kami sampai kembali ke rumah dengan aman dan nyaman.

Special thanks untuk ayah tersayang, yang walaupun dengan setengah hati dan terkaget-kaget mengizinkan perjalanan dadakan ini. Un-schedule, bukan ayah banget.....

Selamat menempuh hidup baru my dear Eva Puspita. Barakallah.


Tuesday, November 3, 2015

Screenshot and Us

Screenshot... akhirnya bisa juga menggunakan fitur ini. Sejak pertamakali pakai "b**ckb***y beberapa tahun lalu nggak terlalu tertarik menggunakannya. Karena harus download dulu dan kalau memori penuh jadi superlemot.

Sampai beberapa minggu yang lalu ada yang sangat membutuhkan pengiriman dokumen. Berhubung  harus sampai secepatnya ke tempat yang tingkat kesulitan membuka internetnya cukup tinggi, akibatnya dokumen harus dihantarkan via wa. Di fotolah dokumen manual dari pc. Hasilnya tidak memuaskan ada kata-kata yang tidak terbaca.

 "Coba di screenshot dokumennya". Pinta seseorang di seberang telepon waktu itu.
Jawabku kemudian, "Maunya  sih begitu , tapi aku nggak tahu caranya, kamu tahu?"
"Enggak tahu juga"
"Ya udah, nanti aku cari tahu dulu deh."

Tapi karena tidak membuahkan hasil sementara dokumen "urgent" harus sampai hari itu juga, jadilah meminta pertolongan seseorang, aku kirim email ke dia dan cling... tidak lama kemudian screenshot dokumen sudah muncul di line. Alhamdulillah, hari itu selamat mengirim dokumen. Walaupun tetap belum bisa menggunakan screenshot.

Tapi akhirnya karena harus mengurus  "re-schedule ticket" ke kantor salah satu maskapai penerbangan yang berlanjut dengan pengurusan perkartuan (bahasa baru), kalau kata mas cs yang ganteng "Pak, supaya mudah di screenshot saja, biar tidak perlu ada koneksi internet kalau harus menunjukkan kartu Bapak"

Si bapak yang satu ini pun dengan polosnya bilang, "Nah itu dia masalahnya Mas, saya belum tahu cara menggunakan screenshot". "Saya coba boleh Pak" kata si Mas Ganteng itu dengan ramahnya. Dan "klik" berhasil... "Ini Pak, menggunakan fungsi tombol power dan volume." tambahnya lagi. Hasilnya kami sangat puas dan berterimakasih dengan pelayanan cs tersebut. Pesan buat teman-teman yang bekerja di bagian pelayanan, selain harus menguasai produk knowledge, harus bisa ya mengoprasikan fitur screenshot. Buat jaga-jaga aja kalau ada bapak dan emak udik yang nyasar ke kota seperti kami ini.

Wednesday, October 28, 2015

Petualangan Kimi dan Timi (7)

Hai, namaku Kimi
Usiaku 8 tahun dan sekarang duduk di kelas 2 SD
Aku mempunyai adik laki-laki yang bernama Timi
Dia berusia 5 tahun dan duduk bersekolah TK
Ini kisahku bersama Timi……
Katak berekor
"Kimi, coba lihat kesini! Di kolam ada jelly hitam putih panjang." Timi berteriak sambil meraih benda berlendir dari dalam kolam.
Kimi pun berjalan menghampiri Timi adiknya. "Wah, sebaiknya kamu letakkan kembali Timi, itu telur katak. Kamu lihat yang hitam-hitam itu? Beberapa hari lagi akan menetas menjadi kecebong."
"Kecebong itu apa Kimi?" Tanya Timi sambil mengerutkan dahinya. "Kecebong itu anak katak, bentuknya lonjong, berekor dan bisa berenang. "
"Tapi Kimi, Katak kan tidak mempunyai ekor. Kenapa anaknya ada ekornya?" Tambah Kimi lagi
"Nanti kalau sudah jadi katak dewasa ekornya menghilang
Kenapa bisa menghilang? Hilangnya kemana, Kimi? Timi pun bertanya lagi
"Saat kecebong perlahan menjadi katak, ekornya memendek dan akan tumbuh kaki-kaki supaya bisa melompat. Karena kalau sudah dewasa katak hidup di darat."
"Apa semua telur hitam ini akan berubah menjadi kecebong Kimi? Nanti kolam kita penuh dengan kecebong dong. Apa kita perlu membuat rumah katak kalau nanti sudah berubah?
"Nanti kolam ini akan penuh kecebong. Tapi kalaupun semua berhasil hidup dan berubah, Kataknya akan mencari tempat sendiri." Timpal Kimi
"Tapi aku akan membuat rumah untuk katak Kimi, aku akan tunggu di sini dan melihat kapan telur itu menetas jadi kecebong lalu berubah menjadi katak."
"Tapi Timi itu akan memakan waktu berminggu-minggu. " Kimi tampak bingung dengan keinginan Timi. "Tidak apa-apa aku akan berkemah di sini dan membawa bekal makanan. " Kilah Timi lagi. "Ooh baiklah Timi, terserah saja. " Kimi pun menjawab lemah.
Fakta tentang katak :
-Telur katak berbentuk jelly dan berada dalam air kolam atau danau, namun struktur telur katak hijau berbentuk seperti busa.
- Daur hidup katak disebut metamorfosis.
- Telur katak menetas menjadi berudu atau kecebong setelah kurang lebih 3 minggu.
- Berudu akan mengalami perubahan menjadi katak setelah kira-kira berusia 8 hingga 12. minggu
- Perubahan berudu menjadi katak diawali dengan munculnya belakang diikuti kaki depan.
- Berudu/kecebong bernapas dengan menggunakan insang, katak dewasa bernapas dengan menggunakan paru-paru dan kulit.
-Katak termasuk hewan insektivora atau hewan pemakan serangga, lidahnya dapat memanjang untuk menangkap serangga.

Saturday, September 5, 2015

Titik Balik

Kalau ada yang pernah membaca serial "Api di Bukit Menoreh" pasti tidak asing lagi dengan salah satu tokoh utamanya "Agung Sedayu". Seorang pemuda berilmu tinggi yang sederhana dilatar belakangi awal berdirinya kerajaan Mataram. Entah mengapa, dari awal membaca serial itu, saya sudah merasa jatuh hati padanya, padahal banyak tokoh lain yang bisa membuat jatuh cinta.

Seorang pemuda tangguh yang pada masa kecil sampai remajanya begitu terlindungi, sampai-sampai dia bahkan tidak mampu membela dirinya sendiri ketika dalam keadaan bahaya.  Tapi pada akhirnya dia mengalami titik balik dan berhasil mengalahkan rasa takutnya, hanya karena lengannya tergores anak panah saat pertandingan memanah. Sifat dasarnya yang rendah hati membuat dia tidak pernah melayani tantangan bertarung dari lawan-lawannya, namun itu justru malah menjebak dia ke dalam pertarungan yang lebih besar karena lawannya merasa terlecehkan.

Sudah beberapa tahun yang lalu saya membaca serial ini, namun minggu ini ada beberapa kejadian yang membuat saya merindukan kembali "Agung Sedayu". Dari mulai kisah dari pulau Halmahera di ujung negeri tercinta ini. Sampai kejadian tadi pagi Mas Abi yang kelingkingnya terluka karena tidak sengaja masuk ke dalam kipas angin yang sedang menyala.

Hampir saja saya memarahinya ketika selesai mandi berteriak "Bunda! Bunda! " Karena biasanya masalah yang membuat dia teriak adalah seputar kecoa dan semut hitam. Saat dia memperlihatkan jarinya yang terluka, sama seperti bunda-bunda kebanyakan hampir saya menjerit ketakutan, kalau saja saya tidak melihat wajahnya yang tegar, kaget Mas Abi tidak menangis. Padahal sebelumnya kalau kulit tergores duri sedikit saja dia bisa menangis  berjam-jam dan langsung berbaring di kasur.

Langsung saya raih tangannya dan membawanya ke wastafel saya kucurkan air membersihkan jarinya yang terluka cukup besar.

Dan sekali lagi dia menahan rasa perihnya, hanya berkata "sakit bun". Rasanya airmata ini sudah mengembang, tinggal menunggu mengalir saja, namun tetap saya berdo'a jangan sampai Mas Abi melihat saya menangis.
Bukan karena melihat dia terluka, saya hampir menangis. Ketegarannya kali ini membuat saya menyadari, dia telah mulai memahami bahwa
rasa sakit bukan untuk ditangisi, sebuah titik balik dalam fase kehidupan. Dan sudah semakin dekat saat harus melepasnya belajar ke dunia luas.

Masih teringat saat mengenalkannya pertama kali pada dunia luar, saat itu di depan rumah. Dan dia tersenyum lucu saat saya berkata "Nak, lihat di atas sana ada daun hijau yang bergoyang tertiup angin, ada langit yang biru dihiasi awan putih." "Iqro bismirabbikalladzii khalaq" Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan.

Tuesday, September 1, 2015

Teknologi Pasca Panen

Ketika harga komoditas turun, adalah tantangan para pemilik teknologi untuk meningkatkan daya jual.
Produk-produk mudah busuk atau "perishable food" saat panen raya pasti harganya murah. Karena memang, mereka hanya tahan beberapa hari atau bahkan berapa jam saja.
Perlunya transfer pengetahuan teknologi pasca panen dari pemilik teknologi ke petani mungkin merupakan salah satu solusi terbaik. Jadi ketika panen raya tidak terjadi hal-hal yang mubazir.
Yuk yang punya ilmu pengawetan pasca panen seperti pendinginan, pembekuan, pengalengan, pengeringan dan lain-lain di sharing jangan cuma disimpan dalam hati. Kalau memang berniat untuk membantu, mari bantu sampai ke akar tidak hanya di permukaan saja.
Tidak mudah memang, butuh waktu, tenaga, pikiran dan juga hati yang kuat, karena yang akan di rubah adalah "mindset"
Akan sulit mengubah kebiasaan membeli makanan yang sudah diawetkan dibandingkan makanan segar, namun bukankah sudah berhasil dilakukan pada berbagai komoditas di berbagai daerah seperti Malang dengan keripik apelnya, Lampung dengan keripik pisangnya, Cirebon dengan terasi udangnya bahkan waktu di Jepang sana saya makan manisan tomat yang katanya dari Indonesia. Dan saya yakin harganya tidak murah.
Saya juga sudah banyak menemukan buah kalengan, jamur kalengan, jagung kalengan apalagi ikan dan daging yang diolah dengan teknologi pengalengan di supermarket di sekitar. Bahkan gudeg jogja pun ada versi kalengannya.

Saturday, August 29, 2015

Kangkung- kangkungku

Ipomoea aquatica, ternyata bahasa latinnya kangkung bagus juga ya. Kangkung ini memang makanan rakyat, kalau pernah lihat sawah kangkung pasti berpikir menanam kangkung itu mudah. Padahal memang gampang, tinggal tancap batangnya dan langsung tumbuh. Tapi itu sekarang.

Lebih dari setahun lalu membeli bibit kangkung, semangat waktu menebar benihnya, senang rasanya waktu dari bibit-bibit itu menyembul keluar calon-calon tanaman baru. Tapi cuma sampai di situ saja. Mereka tidak bertambah besar. Duh, rasanya gimana gitu, kalau bahasa kekiniannya  "illfeel" kali ya. Akhirnya terlupakanlah ratusan bibit kangkung teronggok di sudut pintu.

Lho kok ratusan sih? Banyak ya? Jadi ceritanya suatu hari kami berjalan-jalan menikmati udara pagi di sekitar kompleks, melewati sawah kangkung, ladang bayam. Saya pun bilang sama si cinta, "Say, kepingin deh punya pohon kangkung di rumah, biar kalau mau masak tinggal petik, seperti waktu di Bandung dulu. Seperti biasa dengan bijaksana beliau pun menanggapi, boleh aja sayaang, cari aja bibitnya". "Yess! "dalam hati. Eh tapi maaf, sebenarnya sih percakapannya nggak romantis-romantis amat kayak yang di atas, itu cuma bumbu aja supaya terkesan asyik aja kalau suatu hari saya mau baca ulang coretan ini.

Singkat cerita kami pun menemukan warung bibit di pinggir jalan, dan ternyata ada benih kangkung. Waktu itu langsung bilang sama penjualnya kami mau membeli bibit kangkung, dan di ambilkanlah sebungkus bibit kangkung dari rak. "Pak, nggak ada yang lebih sedikit lagi?" Dahiku mulai berkerut. "Ini udah paling sedikit neng", sambut bapak tua itu. "Murah kok neng, cuma dua puluh ribu", katanya lagi. "Ya, udah pak kami ambil yang itu aja", jawab saya, sambil berfikir mau dikemanakan bibit setengah kg. Setelah membayar kamipun pergi sambil tersenyum-senyum membayangkan berapa hektar tanah yang kami harus miliki untuk bisa menanam bibit-bibit ini. Padahal kami cuma punya 2 pot ukuran 10cm x 50cm.

Hari pun berlalu semenjak kejadian kecambah yang gagal membesar, saya mulai lupa dengan bibit-bibit kangkung. Sampai beberapa bulan yang lalu akhirnya mengambil keputusan untuk mencoba kembali menebar bibit kangkung tersebut. Lima, hanya lima butir. Dan yang lolos sampai menjadi tanaman kangkung sesungguhnya hanya satu saja. Selanjutnya dari satu yang tumbuh besar hanya tinggal di potong dan disandingkan di sebelahnya.

Sebagai tambahan pengetahuan sambil mengingat-ingat pelajaran SMA berikut klasifikasi kangkung,

Kingdom : Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida;
Ordo : Solanales
Family: Convolvulaceae
Kelas: Ipomoea
Spesies : Ipomoea aquatica

Friday, August 28, 2015

Dibalik Jendela Lebar

Ketika ada yang bertanya padaku mengapa rumah ini berjendela lebar maka jawabanku akan sangat singkat, agar bisa melihat surga.
Eiits.. jangan berpikiran jauh-jauh dulu ya, kalau surga yang ini insyaallah masih bisa dirindukan kok karena memang tidak ada hubungannya dengan poligami. Walaupun belum tentu juga ketika seseorang laki-laki melakukan poligami tak ada lagi surga di rumahnya. Ah tapi belum pantas rasanya bicara tentang poligami, masih jauh rasanya ilmuku sampai di sana. Masih harus lebih banyak belajar lagi.

Kembali saja ke jendela, rumah berjendela lebar selalu mengingatkan aku akan masa kecilku. Di kala itu hatiku selalu tentram saat membuka jendela lebar-lebar dan  menatap hamparan hijau sawah dan pegunungan di hadapanku, dan buatku itulah surga dunia. Di sisi lain aku selalu bisa duduk sambil memancing atau sekedar memberi makan ikan-ikan dan menatap mereka berdesakan di kolam dari atas jendela lebar itu.

Ada saat-saat dimana aku melihat dari balik jendela, orang-orang bergegas ke mushala kala adzan berkumandang. Dan itu adalah momen terindah di masa kecilku.

Pernah juga aku melihat air tercurah dari langit kadang hanya berupa rintikan gerimis kecil yang sekedar menghilangkan dahaga kehidupan di bumi. Seringkali juga berupa guyuran derasnya air hujan yang kemudian mengalir memenuhi aliran sungai-sungai.

Dari balik jendela besar juga aku menikmati butiran salju putih seolah menari-nari di hembus dan di permainkan angin nan lembut sebelum kemudian melayang dipermukaan dan membentuk gundukan putih di tanah. Lalu kulihat pula badai menghempas butiran salju ke timur, ke barat, ke utara, ke selatan dan entah kemana lagi seolah tak perduli namun pada akhirnya berakhir terdiam di sudut luar rumah.

Suatu hari yang cerah di sisi jendela, aku menatap tanaman yang kutebas dan terluka. Dia tidak marah dan mati begitu saja. Tapi lukanya mengering seiring waktu berlalu. Dan kemudian bermunculan tunas-tunas daun hijau baru dari tepian luka, dan bahkan memberikan lebih kepadaku bunga-bunga mungil berwarna merah yang kuyakin suatu hari nanti kan menjelma menjadi buah berwarna hijau muda untuk dapat kupetik agar berguna.

Ya, selalu saja ada nilai kehidupan yang bisa kuambil saat duduk memandang dari balik jendela. Dan selalu ada surga di balik jendela lebar.

Thursday, August 27, 2015

Konflik Kepentingan

Konflik kepentingan, sepertinya heboh betul ya. Tapi pasti hampir semua orang pernah mengalaminya. Terutama bagi orang-orang seperti aku yang sering merasa nggak enak untuk menolak undangan.

Ada saat dimana aku sudah menyusun rencana dengan matang berhari- hari sebelumnya. Tapi sehari sebelum hari-H tiba-tiba ada hal lain yang memaksaku untuk membatalkan rencana yang hampir sempurna menurutku. Biasanya aku cuma bisa bilang lihat nanti aja.

Kalau sudah seperti itu aku akan membiarkan tangan-Nya yang bekerja. Karena toh aku merasa kesulitan juga untuk memilih. Walaupun mungkin pada akhirnya aku berusaha mengambil hikmah dari setiap kejadian setelahnya jika pilihanku memang tidak terpilih oleh-Nya.

Karena aku masih bisa melangkah dengan kepala tegak serta menyusun ulang rencana-rencana yang belum terlaksana. Sambil berharap semoga tidak ada yang tersakiti saat semua keputusan telah kuambil.

Wednesday, August 26, 2015

Sedia Payung Sebelum Hujan

Minggu ini benar-benar minggu yang lumayan berat buat saya. Informasi mengenai tempat-tempat yang harusnya menjadi wilayah teraman bagi anak-anak tapi malahan menjadi tempat untuk menyakiti bahkan menjadi awal anak-anak berbuat dosa. Seolah menjadi bumerang bagi kita untuk mendidik anak dengan baik.

Tapi bagi saya ini sebuah peringatan betapa selama ini kita sering lalai dengan sebuah kata "persiapan"  kita bahkan lupa ketika kecil sering di ajarkan pepatah "sedia payung sebelum hujan".

Seorang anak, sampai batas usia tertentu tetaplah seseorang yang masih memerlukan bimbingan orangtua baik itu kedua orangtuanya maupun guru di sekolah ataupun ustadz/ustadzah di pesantren.

Saat memasukkan anak ke sekolah entah TK/sekolah umum/boarding school seringkali persiapan yang kita lakukan hanyalah berupa hal yang bersifat materi atau lahiriah saja seperti uang, pelajaran A,B,C,D, atau hafalan Alqur'an.

Tentu saja saya tidak menampik  kesemuanya itu penting. Tapi bagaimana dengan kondisi jiwa si anak? Sudah siapkah dia menghadapi lingkungan yang berbeda dengan lingkungan awal dia berada.

Sayapun masih harus banyak belajar tentang hal ini, tapi paling tidak setiap kali anak saya melewati suatu jenjang saya berusaha mendampingi, bertanya apakah ada yang membuatnya tidak nyaman? Yang selalu saya tanyakan saat pulang adalah bagaimana teman-teman di sekolah hari ini. Bapak/Ibu guru bilang apa saja hari ini. Jajan apa saja hari ini. Karena dari situ saya bisa lebih mengenali karakter dan kesukaan anak saya.

Tentu saja apa yang saya lakukan belum tentu cocok dilakukan teman-teman semua karena persiapan/perlakuan kita akan tergantung lingkungan dimana anak-anak kita berada.

Sebagai contoh lingkungan sekolah negri yang mayoritas anaknya dari golongan menengah ke bawah di sana banyak jajanan yang barangkali sangat berbahaya untuk kesehatan mereka, maka tindakan pencegahan kita adalah membatasi uang jajan dan memberikan pengertian dengan cara yang baik terhadap anak-anak kita.

Lain halnya anak-anak yang bersekolah di sekolah swasta, hal yang menjadi perhatian kita adalah bagaimana agar anak-anak kita tidak terpengaruh dengan gaya hidup yang glamour dan konsumtif. Tentu saja hal itu harus dengan cara yang baik pula.

Ayahbunda yang baik, kenalilah sifat anak-anak kita dulu sebelum mengenalkan dia dengan dunia yang lebih luas lagi. Karena dunia bisa bersikap manis terhadap anak-anak kita. Namun sebaliknya dunia luar bisa menjadi awal neraka buat anak-anak kita.

Tapi tentu saja masih selalu ada harapan untuk orang-orang yang memiliki itikad baik dalam hidupnya.

Tuesday, August 25, 2015

Jadwal Harian

Hmm... suka lucu sendiri kalau ada yang bilang aku orang rumahan. Tapi merasa aneh juga kalau ada teman yang menyangka aku tukang jalan-jalan.

Yang pasti kedua duanya pernah aku jalani khusus yang point kedua memang sudah tidak terlalu sering lagi aku lakukan karena memang keterbatasan waktu (ah, alasan saja padahal faktor BT alias biaya tinggi hihi...).

Belasan tahun yang lalu aku pernah merasakan jalan di mall dari mulai pintunya baru dibuka sampai di usir pakai pengeras suara, namun di hari lainnya aku juga bisa berjam-jam di kamar dengan hanya ditemani radio, earphone, buku-buku dan alat tulis.  Kadang ditemani juga kamera non digital cukup untuk bernarsis ria yang di isi roll film merk F*j* asa 200 isi 36, Dan tentu saja hasilnya harus dicetak di studio foto dan kemudian tersimpan rapi di album.

Suatu hari yang lain aku bisa melewati hari mengobrol dengan temanku, dan hari selanjutnya aku bisa hanya berteman dengan aneka kertas berwarna-warni untuk sekedar membuat pernik-pernik lucu yang bisa menghiasi kamarku.

Seringkali juga kuhabiskan waktuku mengerjakan pekerjaan rumah.

Uniknya, semua pekerjaan dan segala jenis hiburan itu kini mau tidak mau harus kulakukan dan kudapatkan dalam sehari.

Dari mulai jalan ke mall (sekarang ga seharian lagi, karena punya tanggung jawab ngojekin bos kecil), tukar pikiran dengan para tetangga (bahasa keren dari bergosip), mengerjakan pekerjaan rumah, berfoto selfie (kalau yang ini masih tetap untuk dokumen pribadi paling banter kirim ke suami hehe), mengutak- atik kertas origami (waktu di Jepang tahun lalu bela belain beli kertas origami lucu-lucu dari berbagai toko). Dan pastinya membolak balik buku adalah kegiatan rutin aku jalani.

Dan kalau malam-malam begini saat orang di rumah sudah mulai bercengkrama dengan mimpinya masing-masing (yang kuharap indah). Aku masih disini membuat coretan kecil yang semoga bisa membuatku tersenyum di kemudian hari, saat lembah dan bukit kehidupan yang aku lewati semakin terasa sulit untuk kulalui.

Night all.... have a nice dream

Tuesday, August 18, 2015

Rumah itu kini...

Bersahabat berarti saling mengingatkan dikala hati mulai terasa menjauh dari-Nya. Saling menjaga saat kesulitan melanda. Itu yang saya alami beberapa bulan ke belakang.

Saya selalu menyukai rumah itu, tampilannya yang begitu simpel, terlihat dari luar. Sayangnya rumah itu tak berpenghuni, namun halaman depannya tampak asri  terawat karena sang empunya rumah  memang mempekerjakan partimer untuk merawat rumahnya.

Sampai suatu hari terdengar kabar bahwa rumah tersebut terjual, dan seorang teman bercerita pembelinya sebuah keluarga yang sangat baik. Dalam hati sempat penasaran juga dengan tetangga baru saya.

Beberapa waktu berlalu, sayapun sedikit demi sedikit mulai berinteraksi dengan beliau, karena hampir setiap hari memang harus melewati rumahnya, dan sesekali kami bertemu di mesjid saat ta'lim muslimah. Namun belum sempat mengenalnya lebih jauh kami sekeluarga harus pindah selama hampir satu tahun.

Ada yang berubah satu tahun sekembalinya kami dari tempat suami bertugas. Kalau sebelumnya hanya tadarus Alqur'an saja, kini ada kelas tahsin dan salah satu pengajarnya adalah "tetangga baru saya dulu" dan saat penentuan kelas ternyata saya ditempatkan di kelas beliau.

Saya merasa sangat beruntung, setelah mengenalnya lebih jauh ternyata beliau tidak hanya baik, tapi super baik. Mesjid selalu ramai  karena keaktifan beliau mengingatkan kami untuk tetap belajar dan belajar lagi. Ada satu yang paling berkesan, saat berbicara dan bertatap muka. Ketenangan jiwa  terpancar dari wajah beliau yang jernih dan bersahaja.

Namun ternyata kebersamaan kamipun harus segera berakhir, karena sesuatu dan lain hal beliau harus pindah ke kota lain, terakhir kali bertemu menjelang idul fitri ketika beberapa hari sebelum berangkat saya menyempatkan diri berkunjung ke rumah beliau. Dan disela kesibukan mempersiapkan kepindahan, beliau masih sempat membuatkan makanan untuk berbuka puasa di mesjid.

Hari itu terasa ada yang hilang dari hati saya. Kehilangan seorang yang selalu memberikan motivasi, seorang yang selalu menjadi pengingat. Namun saya berjanji dalam hati untuk tetap istiqomah di jalan-Nya. Menapaki langkah kebaikan yang pernah kami coba jalani setapak-demi setapak. Hingga berharap  Allah akan mempertemukan kami kembali di dunia yang fana ini atau kelak di jannah-Nya nanti dalam keadaan yang jauh lebih baik.

Sebulan yang lalu saat melewati rumah itu yang teringat adalah senyuman dan sapa ramah dari penghuninya. Hari ini saat memandang lagi dari kejauhan terbaca dari papan yang terpancang "di jual rumah, hubungi..."

Monday, August 17, 2015

Hati yang Tertutup

Seringkali takdir mempertemukan kita dengan orang-orang yang memiliki permasalahan besar dalam hidupnya.
Namun tak jarang masalah yang hadir dalam kehidupan mereka semata-mata karena gaya hidup yang jauh menyimpang dari cahaya kebenaran yang kita yakini
Adalah manusiawi saat kita ingin membantu meluruskan, saat mereka mengadukan permasalahan pelik kepada kita. Dan kemampuan kita hanyalah sebatas memberi saran yang baik dengan cara yang baik. Setelah itu biarkan tangan Allah yang bekerja. Karena Dialah yang memiliki hati manusia.
"Khatamallahu 'alaa quluubihim wa 'alaa sam'ihim, wa 'alaa abshaarihim ghisyaawatun wa lahum 'adzaabun 'azhiim."
Allah telah mengunci hati dan pendengaran mereka. Penglihatan mereka pun telah tertutup dan mereka akan mendapat azab yang berat. QS. Al-Baqarah : 7
Dan semoga kita bukan termasuk orang-orang yang ditutup hatinya oleh Allah SWT.
Have a nice day ......

Thursday, August 13, 2015

Bintang - Bintang Bersinarlah Pada saatnya Nanti

Saat pembagian raport berapa bulan lalu, saya menyempatkan diri mengobrol dengan beberapa orangtua kawan Mas Abi yang begitu khawatir dengan nilai raport anak- anak mereka yang jauh dari harapan. Sementara Sang Guru menyatakan untuk dapat masuk SMP negeri harus memiliki nilai raport minimal 8 di kelas 4, 5, dan 6. Karena iba dengan kondiisi mereka yang bukan dari kalangan berada, sayapun memberikan usul kepada orang tua mereka, agar anak- anak di izinkan belajar bersama di rumah. Walaupun tidak sepenuhnya yakin dengan kemampuan mengajar saya yang mungkin sudah menguap beberapa tahun yang lalu.

Tahun ajaran baru pun di mulai, belum adanya buku paket membuat anak-anak belajar hanya dengan materi yang di berikan guru mereka. Saya merasa sangat beruntung karena meski belum ada pembagian buku paket, masih bisa membelikan buku pelajaran yang menurut saya mudah dicerna  oleh Mas Abi. Tapi saya masih sering memikirkan kawan-kawan Mas Abi. Karena permintaan saya kepada orang tua mereka belum terealisasi. Waktu itu sayapun pasrah, mungkin memang Allah tidak menakdirkan mereka belajar di bawah pengawasan saya.

Tapi pagi ini, saat mengantarkan Mas Abi sekolah tiba- tiba ada seorang anak memanggil "Mama Abi jadi ngga mau belajar bersamanya". Saya mengangguk sambil tersenyum melihat antusiasme mereka yang ingin belajar. " Iya, nanti boleh datang ke rumah sepulang sekolah ya", mereka pun berlari- lari sambil tersenyum. Saya pun pulang mengerjakan beberapa pekerjaan Rumah  untuk kemudian mengajar di SMART KID. Sepulang mengajar sayapun mampir membeli sebungkus cemilan dan beberapa susu kotak yang rencananya akan saya bagi setelah mereka menyelesaikan soal-soal. 

Dan mereka menepati janjinya untuk datang ke rumah siang ini dengan tas di punggung mereka, ya saya sangat terharu melihat semangat mereka yang sangat besar. Hampir saja saya melonjak kegirangan. Tidak lama mereka datang Adzan Dzuhur pun berkumandang, mereka pun bergegas meminta izin untuk berwudhu dan Shalat Dzuhur, dan yang paling membuat saya senang Mas Abi ikut juga bersama- sama mereka, tanpa keributan sama sekali.

Ada yang menggelitik saat mereka bercerita seorang temannya yang beragama Nasrani yang sebenarnya ingin ikut belajar, tapi dia malu karena nggak ikut shalat. Saya katakan kepada mereka, bahwa teman mereka tidak perlu malu karena memang orang Nasrani tidak Shalat melainkan ke gereja. Akhirnya mereka berencana mengajaknya besok.

Saya mulai pelajaran hari ini dengan menguji kemampuan mereka akan penambahan dan perkalian. Selanjutnya pelajaran matematika yang sudah mulai di ajarkan di sekolah. Mereka pun tidak malu- malu saat menanyakan hal yang mereka tidak mengerti kepada saya. Dan Mas Abi dengan latihan- latihan yang selalu saya berikan setiap hari selalu mondar- mandir mengecek temannya setiap selesai mengerjakan soal. Satu hal yang memang saya tekankan adalah mereka harus mengerjakan soal-soal sendiri agar terlatih dengan sendirinya, kalau hari ini mereka bisa menyelesaikan soal dalam waktu 30 menit, besok bisa 15 menit, minggu depan bisa 5 menit dan seterusnya. 

Selesai mengerjakan soal merekapun meminum susunya masing- masing, tidak lupa saya taruh cemilannya di piring agar mereka bisa makan bersama-sama. Dan mereka memilih untuk duduk dan menikmati makanan di halaman duduk beralaskan rumput. Dan setelah itu merekapun saya ajak bermain origami sejenak sebelum akhirnya pulang ke rumahnya masing-masing. 

Masih panjang memang perjalanan mereka menempuh kehidupan di dunia ini, semoga sedikit pengetahuan, perhatian dan motivasi dari saya akan membuat kehidupan mereka kelak lebih berwarna. Karena saya yakin dengan semangat mereka kelak  akan menjadi Bintang yang bersinar.

Akhirnya saya hanya bisa bilang kebahagiaan itu adalah saat kita berbagi. Karena dengan berbagi dengan sesama Allah akan akan melembutkan hati kita sehingga tak ada lagi ketakutan untuk merasa kehilangan sesuatu. 


For Ayah Prihananto Sulistyowarno dan Mas Abimanyu you're always be my inspiration I love you in each moment of my life. 

Tuesday, July 28, 2015

Mengajar lagi

Bisa menemani anakku di masa-masa terpenting hidupnya adalah impianku. Namun setahun belakangan ini, ada yang menggelitik pikiranku. Diawali saat mengikuti kelas Bahasa Inggris di Negri Sakura (hehe...agak aneh sih harusnya belajar bahasa Jepang). Kesabaran guru kelas saya dalam mengajar dan berbagi ilmu membuat saya berangan-angan, kelak jika kembali ke Indonesia ingin mengikuti jejaknya.

Bulan demi bulan terlewati, tidak terasa hampir setahun beradaptasi sekembalinya kami ke Indonesia. Dalam sebuah pertemuan saya berkenalan dengan pemilik bimbel di perumahan tempat saya tinggal. Dan dari obrolan ringan datanglah tawaran mengajar Bahasa Inggris di lembaga yang dipimpinnya. Sempat ragu juga, khawatir tidak bisa membagi waktu. Tapi alhamdulillah setelah 3 bulan berlalu, saya malah merasa waktu saya semakin bermanfaat. 
Gairah hidup saya seolah terbangkitkan. Bagi saya mengajar adalah tentang berbagi. Semakin banyak  yang kita pelajari akan semakin banyak juga hal yang dapat kita bagi. 

Dan saya pun berkenalan lebih banyak lagi dengan karakter anak-anak di era ini. Yang bisa membuat saya semakin mengerti dan memahami my little prince yang sudah tidak kecil lagi. 

For my little family, life its not just about money and leisure. But sharing 
will make our life more meaningful.





Thursday, July 23, 2015

Introspeksi

Terkadang terlalu banyak hiburan begitu melenakan sampai tak sadar semua kesenangan di dunia hanya sementara saja.

Ketika ada seorang yang bilang kepadaku nikmati saja, rasanya tidak semudah itu. Karena hati ini masih begitu hampa.

Mungkinkah sedikit do'a yang kupanjatkan kepada Allah untuk orang-orang terkasih di sela sujudku bisa sedikit mengurangi kegelisahan jiwaku.

Dapatkah lantunan ayat-ayat suci-Mu mengisi kekosongan kalbuku.

Tidak ada salahnya mencoba lagi, bukan?

Thursday, May 21, 2015

Balita Berhitung

Boleh ga sih anak usia balita diajarin berhitung, kalau menurut saya boleh-boleh saja yang penting metode pengajarannya dikondisikan dengan masing-masing anak.
Saya sendiri mengajarkan abi berhitung sejak usia 3 bulan, karena pada saat itu dia akan tertawa saat saya berhitung 1-5 sambil menggerakkan jari-jari saya dan pada saat hitungan ke-5 saya akan menggerakkan seluruh jari tangan saya ke arahnya. Tapi beruntung waktu kecil Abi anak yang mudah menangis saat merasa tidak nyaman, jadi biasanya saat wajahnya menunjukkan tanda-tanda mau menangis saya akan ganti dengan permainan yang lain atau bahkan menggendongnya.
Ketika beranjak besar, Ayah Prihananto Sulistyowarno lain lagi cara mengajarnya. Karena hobinya lempar-lempar baju eh bola dia mengajari Abi berhitung dengan melempar bola tennis ke dinding lalu di tangkap lagi. Dan karena sudah agak besar, dan mungkin seru biasanya bertahan lama permainannya bahkan sampai hitungan ke- 100.
Tapi buat saya haram tuh hukumnya kalau mengajar anak berhitung sambil marah-marah apalagi sampai membuat anak menangis. Kalau ternyata dalam proses belajar itu seorang anak belum memahami apa yang kita ajarkan. Justru di situlah tantangan menjadi orang tua. Cukup sabarkah kita menghadapi anak-anak kita, cukup telatenkah kita mengulang lagi pelajaran-pelajaran yang kita berikan kepada mereka.
Metode pembelajaran berhitung yang kami ajarkan kepada Abi menurut kami adalah metode terbaik yang bisa kami berikan. Akan tetapi bukan hal yang mutlak harus di ikuti semua keluarga. Karena kami sepenuhnya yakin setiap keluarga memiliki standar masing-masing dalam mengajar anak-anak. Yang perlu di tekankan disini adalah jangan sampai metode yang kita ajarkan kepada anak-anak justru membuat mereka enggan untuk belajar. Dan pada saat belajar anak-anak dikondisikan sebisa mungkin dalam keadaan nyaman. Karena belajar itu adalah suatu proses, yang bisa berjalan lambat ataupun cepat sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Friday, February 27, 2015

Ilmu pengetahuan dari sudut pandang anak-anak.

Belajar ilmu pengetahuan dari kacamata anak-anak itu begitu menyegarkan. Ini terjadi juga saat kami berdiskusi mengenai Penjual dan Pembeli. Dari mulai saat ayah menjelaskan tentang definisi penjual dan pembeli. Sampai suatu saat ada yang mengganjal, bagaimana kalau penjual tidak berhasil menjual barangnya apakah masih bisa disebut penjual. Dan dengan lantangnya Mas Abi menjawab "Iyalah kan penjual harus sabar"

Belum lagi kalau menjawab soal-soal yang diberikan dari sekolah. Ketika ada pertanyaan definisi pasar jawabannya tempat membeli sayuran, warung adalah tempat membeli jajanan. Pasar swalayan adalah mall. 

Meski nilai yang didapat tidak memuaskan karena jawaban-jawabannya dianggap salah tidak sesuai definisi. Tapi minimal bisa membuat saat-saat belajar bersama jadi tidak lagi menegangkan. Suatu saat nanti dengan bertambahnya usia dan pengalaman pasti bisa menjawab dengan baik definisi-definisi tersebut. 

Thursday, February 26, 2015

Batu...ooh batu...

Mau baca, nonton tv berita, ya hampir sama demam batu. Yang bikin ngeri saat batu jadi bahan rebutan atau jadi pemicu perusakan alam. Kalau batu warna warni yang di atas hasil mungut di sungai daerah Wonogiri. Waktu itu pas jalan-jalan di sungai dan lumayan deh dapet seember. Kalau dipoles kira-kira jadi berapa batu ya? Harganya??? Hmmm bisa jadi jutawan dalam sehari nih hehe...

But actually it's not for sale. Karena dari awal tujuan kita memungut batu-batu itu hanya sebagai pengingat dan pelajaran buat kami bahwa alam Indonesia ini teramat kaya.

Tidaklah salah mengambil batu-batu tersebut selama tidak mengganggu keseimbangan alam dengan mengekspoitasi habis-habisan hanya untuk kepentingan segelintir orang. Hanya demi memuaskan nafsu manusia yang serakah. Please... be wise, saat kita sebagai manusia tidak lagi mampu menjaga keseimbangan alam maka alam itulah yang akan mencari keseimbangannya sendiri. Dan itulah pangkal terjadinya bencana di muka bumi. #savetheworld

Wednesday, February 25, 2015

My Olshop

Punya Toko online itu sesuatu banget deh....
Hari ini ada yang order busana muslim sambil nanya,
Ress: mba dikirim dari mana. 
Aq : langsung dari pusat mba di Bandung.
Ress : Mba yakin ini original, soalnya aq pernah order barang dari bandung palsu dan ga bagus kualitasnya.
Aku : Insyaallah ini langsung dari produsen mba, dan kualitasnya bisa dipertanggungjawabkan.
Alhamdulillah... bersyukur banget dari awal punya Ol-shop tahun 2010 sampai hari ini aku banyak berkenalan dengan produsen-produsen Pakaian Muslimah dari Bandung yang sangat oke kualitasnya dari mulai pemilihan Bahan, jahitan sampai dengan layanan konsumen.
Mungkin karena pada dasarnya aku paling takut di marahin sama costumer kali ya jadi aku berusaha semaksimal mungkin mencari produsen yang benar-benar mengutamakan kualitas. Jangan sampai setelah tiba ditangan konsumen tiba-tiba complain masalah bahan yang ga bagus atau jahitan yang kurang rapi.
Biasanya sebelum memutuskan untuk menjual suatu barang aku pastikan dulu dengan cara membeli satu atau dua dari produsen tersebut. Setelah cek sana-sini dan ternyata oke baru deh daftar jadi reseller atau agen.
Hati- hati itu perlu kalau punya olshop seperti aku, karena kasihan juga costumer kalau sampai kecewa.
Thanks juga buat rekanan-rekanan produsen, distributor dari Bandung, Bogor, Jakarta yang sangat kreatif dalam berkarya dan juga teliti dalam pemilihan bahan dan kualitas jahitan, juga yang dengan sabar melayani. Semoga kerjasama ini bisa berlanjut terus .
Selamat istirahat ya....

Saturday, January 10, 2015

Awan cumolonimbus dan kawan- kawannya

the cloud -by riza kemala 
Semenjak kejadian kecelakaan pesawat Air Asia QZ 8501 awan cumolonimbus jadi bahan pembicaraan hampir di setiap media. Awan tebal pembawa badai dan petir ini disinyalir menjadi penyebab jatuhnya pesawat Air Asia ini di sekitar perairan selat karimata.

Selama ini masyarakat awam hanya mengenal awan berdasarkan pengelihatannya saja ada yang berwarna putih menhias langit dengan indahnya dan juga abu-abu yang berupakan awan mendung yang merupakan tanda-tanda akan turunnya hujan. Kemudian ada yang membentuk serat-serat halus, menggumpal menyerupai bentuk suatu benda,

Dari sudut sains awan ini di klasifikasikan menjadi beberapa kelompok :

Awan rendah 800 m - 2000m
Stratus
Tipis, meluas dan menyerupai kabut
Stratocumulus
Awan ini berbentuk gumpalan putih tipis dan tidak menimbulkan hujan
Nimbostratus
Tebal berwarna putih sedikit gelap

Awan Sedang  2km - 8km
Altostratus bentuknya seperti gumpalan kapas dan dapat menimbulkan hujan ringan
Altocumulus 
Memiliki lapisan yang tebal dan berwarna kelabu

Awan Tinggi 6 - 12 km
Cirrus
Bentuknya menyerupai serat /bulu halus dan tidak menimbulkan hujan 
Cirostatusmemiliki bentuk seperti anyaman dan tidak beraturan dapat menimbulkan halo bila terkena terpaan cahaya matahari atau bulan 
Cirocumulus berbentuk gumpalan kecil-kecil menyerupai sisik ikan 

Awan yang terbentuk karena pergerakan udara ke atas 500 - 1500 m
Cumulus menyerupai kembang kol dan terbentuk pada siang hari dan secara perlahan akan menghilang apabila menjelang malam
Cumolonimbus berbentuk gumpalan besar serta dapat mengakibatkan hujan deras dan badai




Tuesday, January 6, 2015

Penggalan Do'a Selamat itu ternyata ada di Alqur'an

Semenjak kecil saat selepas shalat berjama'ah almarhum ayahku  selalu mengeraskan bacaan do'a selamat yang belakangan aku tahu beliau mengeraskan do'a-do'anya agar kami bisa hafal. Ya... akhirnya sayapun hafal dengan sendirinya do'a tersebut, namun tanpa pernah memahami kandungan di dalamnya. Jangankan paham tahu artinya saja tidak.

Suatu hari, bertahun-tahun setelah kepergian Ayahku saat membuka Al'Qur-an ada satu penggalan kalimat yang membuat aku tertegun. Ternyata kalimat tersebut yang selalu di ulang-ulang ayahku setiap selesai shalat. Saat itu aku menangis membayangkan betapa aku dahulu selalu kesal saat ayahku membaca do'a berpanjang-panjang padahal do'a yang beliau panjatkan berasal dari kalimat-Mu

Kalimat-Mu yang tercantum dalam Surat Ali Imran : 8

"Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau condongkan hati Kami pada kesesatan setelah Engkau berikan petunjuk kepada kami dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Pemberi. "

Semoga kami semua dapat mengambil hikmah dari ayat-ayatmu. dan jagalah hati kami agar bisa tetap melangkah di jalan-Mu.